“ISK dapat mengenai semua orang, mulai dari bayi baru lahir sampai dengan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan.”
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK dapat terjadi di ginjal, saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar (uretra).
ISK secara klinik timbul sebagai ISK bagian bawah dan ISK bagian atas. ISK bagian bawah adalah ISK yang paling sering terjadi. ISK bagian atas biasanya sering disebabkan oleh kuman yang sama dengan ISK bagian bawah, hal ini terjadi karena ISK bagian bawah tidak diobati secara tepat sehingga kuman tersebut naik dari kandung kemih ke ginjal, dan dapat menyebabkan infeksi yang serius dari ginjal.
Urin (air seni) merupakan media yang baik bagi pertumbuhan kuman. Maka dalam urin terdapat kuman tetapi dalam jumlah yang masih normal. Mengosongkan kandung kemih adalah cara alami yang dilakukan tubuh agar jumlah kolonisasi kuman dapat ditekan, sekaligus mencegah kuman naik ke saluran kemih bagian atas (ginjal). Di samping itu, tubuh menjaga agar urin yang dikeluarkan memiliki tingkat osmolalitas tinggi, konsentrasi urea tinggi, dan pH asam. Kondisi tersebut menyebabkan urin mempunyai 'efek antibakteri'. Adanya gangguan terhadap mekanisme alami itulah yang memudahkan terjadinya ISK. Contohnya adalah pasien diabetes melitus, dimana terjadi konsentrasi glukosa urin yang meningkat menjadi media yang sangat baik bagi kolonisasi kuman.
ISK dapat mengenai semua orang, mulai dari bayi baru lahir sampai dengan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. ISK lebih sering ditemukan pada bayi atau anak kecil dibandingkan dengan dewasa. Pada bayi sampai umur tiga bulan, ISK lebih sering pada laki-laki daripada perempuan, tetapi selanjutnya lebih sering pada perempuan daripada laki-laki.
Wanita lebih sering terkena ISK karena saluran kencing wanita lebih pendek dibanding pria. Ini menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih karena saluran kencing lebih dekat ke sumber bakteri seperti daerah dubur.
Pada wanita dengan seksualitas aktif, terdapat faktor lainnya untuk berkembang menjadi ISK, seperti penggunakan kontrasepsi diafragma (kondom wanita) dan metode seksual yang dilakukan.
Pada wanita hamil, dapat lebih sering terkena ISK karena adanya perubahan hormonal dan perubahan dari posisi saluran kencing selama kehamilan.
Semasa hidup seseorang, risiko ISK meningkat 1-2%. Statistik menunjukkan prevalensi ISK pada wanita muda yang semula hanya 1-2% akan meningkat menjadi 2,8-8,6% di usia 50-70 tahun. Pada pria, prevalensi ISK di atas usia 80 tahun juga tinggi, mencapai 20%.
Semakin tua seseorang, status imunnya akan semakin menurun. Maka, semakin mudah pula orang tersebut mengalami infeksi. Kaum geriatrik (lansia) dengan gangguan mood dan penurunan faal kognitif cenderung sulit merawat diri. Kebersihan tubuh terutama daerah genital kurang terjaga. Akibatnya, kuman mudah berkoloni di daerah tersebut sehingga terjadilah infeksi.
ISK dibagi menjadi 2 tipe yaitu tidak berkomplikasi (uncomplicated) dan berkomplikasi (complicated).
Prinsipnya, semua ISK yang ditemukan pada pria tergolong ISK berkomplikasi, karena struktur anatomi saluran kemih pria menyulitkan terjadinya ISK. Sebaliknya, definisi ISK berkomplikasi pada perempuan lebih 'lunak' yaitu bila ditemukan adanya kelainan struktur pada sistem saluran kemih, batu, retensi urin, abses, atau terjadi karena penyebaran melalui aliran darah.
ISK pada usia lanjut sebagian besar adalah ISK berkomplikasi. Pada usia diatas 65 tahun, ISK merupakan sebab dari 30% kasus bakteremia, dibandingkan dengan 16% pada usia dibawah 65 tahun.
Gejala ISK
Rasa nyeri sewaktu buang air kecil
Kencing keluar sedikit-sedikit (anyang-anyangen)
Sering kencing atau sulit menahan kencing
Darah didalam air kencing.
Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah
Nyeri tekan perut bagian bawah
Air kencing tampak keruh dan / atau berbau
Panas, mual atau muntah.
Kadang tanpa gejala, dan didiagnosis setelah terjadi komplikasi gagal ginjal. Pada bayi baru lahir, gejalanya tidak khas, sehingga sering tidak terpikirkan, misalnya suhu tidak stabil (demam atau suhu lebih rendah dari normal), tampak sakit, mudah terangsang atau irritable, tidak mau minum, muntah, mencret, perut kembung, air kemih berwarna kemerahan atau tampak kuning.
Pada bayi lebih dari satu bulan, dapat berupa demam, air kemih berwarna kemerahan, mudah terangsang, tampak sakit, nafsu makan berkurang, muntah, diare, perut kembung atau tampak kuning. Pada anak usia prasekolah atau sekolah, gejala ISK dapat berupa demam dengan atau tanpa menggigil, sakit di daerah pinggang, sakit waktu bermih, buang air kemih sedikit-sedikit tetapi sering, rasa ingin berkemih, air kemih keruh atau berwarna kemerahan.
Pencegahan dan saran
ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan buang air kecil (BAK), sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK dengan nyeri ketika BAK cenderung untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat memperberat ISK.
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter, teknik dan lama kateterisasi.
Beberapa tips untuk Mencegah ISK :
Ingat : MENCEGAH lebih baik daripada MENGOBATI!
Jika terdapat kecurigaan terhadap ISK, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan urine rutin dan biakan. Hasil pemeriksaan urinalisis dapat segera diketahui, sedangkan hasil biaksn memerlukan waktu satu minggu.
Ada tiga hal yang penting yang biasa dilakukan jika pasien sudah didiagnosis ISK, yaitu memberantas infeksi: mendeteksi, mencegah, dan mengobati infeksi berulang: dan mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih serta menanggulanginya.
Untuk memberantas infeksi, diberikan obat (antimikroba atau antibiotik) selama 7-10 hari. Sedapat mungkin obat ini diberikan sesuai hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan urine. Untuk mendeteksi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan urine secara berkala, dan kalau terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik yang sesuai.
Untuk mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih, biasanya dokter melakukan pemeriksaan fisik yang lebih teliti dan kalau perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan/radiologis seperti USG atau pemeriksaan rontgen terhadap ginjal dan saluran kemih. Jika ditemukan kelainan pada saluran kemih, maka tata laksana selanjutnya disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan apakah memerlukan tindakan pembedahan atau tidak.
Demikian posting dari Badboydjingan.Semoga bermanfaat . Jangan lupa di LIKE ya.TERIMA KASIH...! SEKIAN 4.5
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK dapat terjadi di ginjal, saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar (uretra).
ISK secara klinik timbul sebagai ISK bagian bawah dan ISK bagian atas. ISK bagian bawah adalah ISK yang paling sering terjadi. ISK bagian atas biasanya sering disebabkan oleh kuman yang sama dengan ISK bagian bawah, hal ini terjadi karena ISK bagian bawah tidak diobati secara tepat sehingga kuman tersebut naik dari kandung kemih ke ginjal, dan dapat menyebabkan infeksi yang serius dari ginjal.
Urin (air seni) merupakan media yang baik bagi pertumbuhan kuman. Maka dalam urin terdapat kuman tetapi dalam jumlah yang masih normal. Mengosongkan kandung kemih adalah cara alami yang dilakukan tubuh agar jumlah kolonisasi kuman dapat ditekan, sekaligus mencegah kuman naik ke saluran kemih bagian atas (ginjal). Di samping itu, tubuh menjaga agar urin yang dikeluarkan memiliki tingkat osmolalitas tinggi, konsentrasi urea tinggi, dan pH asam. Kondisi tersebut menyebabkan urin mempunyai 'efek antibakteri'. Adanya gangguan terhadap mekanisme alami itulah yang memudahkan terjadinya ISK. Contohnya adalah pasien diabetes melitus, dimana terjadi konsentrasi glukosa urin yang meningkat menjadi media yang sangat baik bagi kolonisasi kuman.
ISK dapat mengenai semua orang, mulai dari bayi baru lahir sampai dengan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. ISK lebih sering ditemukan pada bayi atau anak kecil dibandingkan dengan dewasa. Pada bayi sampai umur tiga bulan, ISK lebih sering pada laki-laki daripada perempuan, tetapi selanjutnya lebih sering pada perempuan daripada laki-laki.
Wanita lebih sering terkena ISK karena saluran kencing wanita lebih pendek dibanding pria. Ini menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih karena saluran kencing lebih dekat ke sumber bakteri seperti daerah dubur.
Pada wanita dengan seksualitas aktif, terdapat faktor lainnya untuk berkembang menjadi ISK, seperti penggunakan kontrasepsi diafragma (kondom wanita) dan metode seksual yang dilakukan.
Pada wanita hamil, dapat lebih sering terkena ISK karena adanya perubahan hormonal dan perubahan dari posisi saluran kencing selama kehamilan.
Semasa hidup seseorang, risiko ISK meningkat 1-2%. Statistik menunjukkan prevalensi ISK pada wanita muda yang semula hanya 1-2% akan meningkat menjadi 2,8-8,6% di usia 50-70 tahun. Pada pria, prevalensi ISK di atas usia 80 tahun juga tinggi, mencapai 20%.
Semakin tua seseorang, status imunnya akan semakin menurun. Maka, semakin mudah pula orang tersebut mengalami infeksi. Kaum geriatrik (lansia) dengan gangguan mood dan penurunan faal kognitif cenderung sulit merawat diri. Kebersihan tubuh terutama daerah genital kurang terjaga. Akibatnya, kuman mudah berkoloni di daerah tersebut sehingga terjadilah infeksi.
ISK dibagi menjadi 2 tipe yaitu tidak berkomplikasi (uncomplicated) dan berkomplikasi (complicated).
Prinsipnya, semua ISK yang ditemukan pada pria tergolong ISK berkomplikasi, karena struktur anatomi saluran kemih pria menyulitkan terjadinya ISK. Sebaliknya, definisi ISK berkomplikasi pada perempuan lebih 'lunak' yaitu bila ditemukan adanya kelainan struktur pada sistem saluran kemih, batu, retensi urin, abses, atau terjadi karena penyebaran melalui aliran darah.
ISK pada usia lanjut sebagian besar adalah ISK berkomplikasi. Pada usia diatas 65 tahun, ISK merupakan sebab dari 30% kasus bakteremia, dibandingkan dengan 16% pada usia dibawah 65 tahun.
Gejala ISK
Rasa nyeri sewaktu buang air kecil
Kencing keluar sedikit-sedikit (anyang-anyangen)
Sering kencing atau sulit menahan kencing
Darah didalam air kencing.
Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah
Nyeri tekan perut bagian bawah
Air kencing tampak keruh dan / atau berbau
Panas, mual atau muntah.
Kadang tanpa gejala, dan didiagnosis setelah terjadi komplikasi gagal ginjal. Pada bayi baru lahir, gejalanya tidak khas, sehingga sering tidak terpikirkan, misalnya suhu tidak stabil (demam atau suhu lebih rendah dari normal), tampak sakit, mudah terangsang atau irritable, tidak mau minum, muntah, mencret, perut kembung, air kemih berwarna kemerahan atau tampak kuning.
Pada bayi lebih dari satu bulan, dapat berupa demam, air kemih berwarna kemerahan, mudah terangsang, tampak sakit, nafsu makan berkurang, muntah, diare, perut kembung atau tampak kuning. Pada anak usia prasekolah atau sekolah, gejala ISK dapat berupa demam dengan atau tanpa menggigil, sakit di daerah pinggang, sakit waktu bermih, buang air kemih sedikit-sedikit tetapi sering, rasa ingin berkemih, air kemih keruh atau berwarna kemerahan.
Pencegahan dan saran
ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan buang air kecil (BAK), sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK dengan nyeri ketika BAK cenderung untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat memperberat ISK.
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter, teknik dan lama kateterisasi.
Beberapa tips untuk Mencegah ISK :
- Minum cukup air.
- Jangan menahan kencing.
- Pakailah celana dalam dari bahan katun untuk menjaga area tersebut kering.
- Hindari memakai celana yang terlalu ketat yang akan membuat panas dan basah/berkeringat, membuat area tersebut mudah untuk ditumbuhi bakteri.
- Untuk wanita cara membersihkan kemaluan adalah mulai dari depan ke arah belakang, ini untuk mengurangi masuknya bakteri dari daerah anus ke area saluran kencing.
- Seksualitas: minumlah segelas air sebelum melakukan hubungan seks dan buang air kecil sebelum dan sesudah hubungan seksual.
- Jika masalah penyebabnya adalah diafragma kontrasepsi maka coba untuk mengantinya dengan metode kontrasepsi yang lain.
- Hindari mandi berendam. Mandi dengan shower atau siraman lebih baik daripada berendam.
Ingat : MENCEGAH lebih baik daripada MENGOBATI!
Jika terdapat kecurigaan terhadap ISK, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan urine rutin dan biakan. Hasil pemeriksaan urinalisis dapat segera diketahui, sedangkan hasil biaksn memerlukan waktu satu minggu.
Ada tiga hal yang penting yang biasa dilakukan jika pasien sudah didiagnosis ISK, yaitu memberantas infeksi: mendeteksi, mencegah, dan mengobati infeksi berulang: dan mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih serta menanggulanginya.
Untuk memberantas infeksi, diberikan obat (antimikroba atau antibiotik) selama 7-10 hari. Sedapat mungkin obat ini diberikan sesuai hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan urine. Untuk mendeteksi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan urine secara berkala, dan kalau terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik yang sesuai.
Untuk mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih, biasanya dokter melakukan pemeriksaan fisik yang lebih teliti dan kalau perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan/radiologis seperti USG atau pemeriksaan rontgen terhadap ginjal dan saluran kemih. Jika ditemukan kelainan pada saluran kemih, maka tata laksana selanjutnya disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan apakah memerlukan tindakan pembedahan atau tidak.
Demikian posting dari Badboydjingan.Semoga bermanfaat . Jangan lupa di LIKE ya.TERIMA KASIH...! SEKIAN 4.5
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Berita /
Kesehatan
dengan judul Infeksi Saluran Kemih (ISK) . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://portalsolo.blogspot.com/2012/09/infeksi-saluran-kemih-isk.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Sunday, September 2, 2012
Belum ada komentar untuk "Infeksi Saluran Kemih (ISK) "
Post a Comment